Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Bagi Kami Hujan Berkah, Bagi Orang Tua Susah

Menantang Banjir : Tampak sejumlah siswa SDN 17 Desa Sendoyan menembus banjir untuk sekolah. Bagi kalangan anak- anak waktu banjir masa paling seru untuk bermain. (Foto: Fajarudin/*dedi) Sudah menjadi siklus tahunan, di bulan-bulan berakhir 'ber' yakni Oktober, November dan Desember musim penghujan hadir. Lebih rawan lagi memasuki akhir tahun seperti Desember, intensitas hujan tinggi. Bahkan tidak jarang dengan seringnya hujan banjir menghampiri. Dusun Batu Layar, untuk banjir memang tidak terlalu rawan karena posisinya agak lebih tinggi dari permukaan laut. Namun kadang juga air bisa merambah ke ruas jalan dan itu tidak terlalu lama. Biasanya tidak kurang dari tiga hari sudah surut. Meski Batu Layar tidak rawan banjir, pada tahun 2002 Batu Layar juga pernah mengalami bannjir besar dan bahkan terparah sepanjang masa. Kala itu bisa mencapai lutut dan paha. Bencana itu bukan dialami Batu Layar saja namun daerah lainnya seperti yang berada dihilir atau tepatnya di tepi...

Masyarakat Batu Layar Tidak Ada Hari Libur ; Kerja, Kerja dan Kerja

Suasana minggu pagi di Stadiun Syarif Abdurrahman, Pontianak.  Hari minggu bagi masyarakat untuk jalan- jalan dan olahraga. (Foto : Dedi) Somboyan kerja, kerja dan kerja yang digalakan dan dikampanyekan Presiden Joko Widodo agar bekerja keras dan terus kerja sebenarnya sudah jauh hari diterapkan masyarakat di dusan kami tercinta, Batu Layar. Sepanjang hari, dalam seminggu dan seterusnya bagi masyarakat Batu Layar adalah masa untuk bekerja. Tiada hari tanpa kerja. Bagi masyarakat kami, tidak ada hari minggu atau libur.  Seseorang baru libur mungkin hanya karena sakit, ada pesta pernikahan, orang meninggal dan hal urgen lainnya. Namun hari libur di tanggal merah atau minggu kembali lagi tidak berlaku bagi kami.  Tidak adanya hari libur di daerah kami latarbelakangi manyoritas penduduk memiliki profesi sebagai petani.  "Mun hari ujan lah mun nak libur karena an bise nangkal atau nyadap gattah. Tapi jak rintik kai sallap gatah tatap karje. Mun an ...

Nye Kitak Es Cream, Nye Kamek Es Pasong(Kata Kalian Es Cream, Menurut Kami Es Pasong)

Seorang anak kecil sedang memegang es pasong (Foto : Dedi) Es Cream yang berwadah kerupuk berbentuk kerucut sangatlah lezat. Apalagi disantap siang hari. Renyahnya kerupuk dibalut dinginya es cream memiliki sensasi tersendiri di lidah. Pokoknya enak. Sementara Es Cream yang dibalut kerupuk berbentuk kerucut tersebut di di dusun kami dikenal es pasong. Bagi kami anak kampong, es cream kecuali es pasong merupakan sesuatu yang asing dan mahal. Meskipun realitanya kedua hal tersebut tidak juga. Sekali lagi kami tidak mengenal es cream. Dulu, es pasong masuk ke dusun kami kadang setiap hari terutama ketika panas. Penjuam datang kadang mengunakan sepeda atau sepeda motor. Kring- kring berbunyi banyak anak- anak menunggu dan membeli. Selain es pasong kami juga hanya mengenal es kampel atau es lilin. Bagi kami es kampel sudah cukup memanjakan dan mendinginkan lidah kami. Oleh: Dedi posted from Bloggeroid

Maing waw "Layangan:

Maing waw atau dikenal dengan bermain layang-layang atau layangan hampir di setiap daerah memilikinya, termasuk di Sambas. Permainan ini sudah sangat pepuler baik dikalangan anak-anak maupun desawa. Kemudian permainan ini juga ada yang bersifat hanya sekeder bermain dan juga ada kompitisi. Laayang sendiri merupakan lembaran bahan tipis berkerangka yang diterbangkan ke udara dan terhubungkan dengan tali atau benang ke daratan atau pengendali. Layang-layang ini memanfaatkan kekuatan hembusan angin sebagai alat pengangkatnya. Layang-layang dilihat dari fungsinya bukan hanya sebagai alat permainan saja, numun ada diketahui juga memiliki fungsi ritual, alat bantu memancing atau menjerat, menjadi alat bantu penelitian ilmiah, serta media energi alternatif. Terdapat berbagai tipe layang-layang permainan. Yang paling umum adalah layang-layang hias dan layang-layang aduan (laga). Terdapat pula layang-layang yang diberi sendaringan yang dapat mengeluarkan suara karena hembusan angin atau ...

Permainan Tapor Tumak

Permainan tapor tumak merupakan permainan yang dilakukan mayoritas di malam hari. Mengapa bernama tapor tumak, penulis belum bisa menulusiri lebih dalam. Namun pada intinya dalam permainan ini adalah permainan bekelompok. Kemudian satu di antra yang bermain diposisikan untuk mencari peserta lainnya, lebih khusus untuk menebak. Permainan ini juga bersifat menghibur bukan untuk berkompetinsi. Untuk peralatan atau perlengkapan permainan cukup simple, hanya butuh kain atau selimut untuk bersembunyi. Demikianya juga aturanya juga cukup sederhana. Satu di antara peserta permainan yang disebut pengalau akan mencari atau menebak temanya. Untuk peserta lainnya yang tidak ngalau aatau sebagai pengalau akan bersembunyi di kain atau selimut. Kadang di dalam permainan ini peserta satu dan lainnya saling bertukaran baju atau kain selimut dan bergerombol dalam satu kain atau selimut besar dengan tujuan untuk mengecoh dalam menebak oleh pengalau. Pengalau tugasnya harus berkewajiban menebak sa...

Permainan Tukok Canting "Sinaporan"

Permianan tukok canting atau dikenal juga di bebarapa daerah lainnya dengan sinaporan adalah permainan petak umpat. Di mana dalam permainan ini satu di antara yang bermain harus mencari teman yang lainnya yang bersembunyi di sekitar area permainan. Kadang permainan di sekitar rumah, di daerah semak, di sekolah atau di daerah manapun. Permainan ini mayoritas dimainkan pada siang hari tepatnya sore hari. Kembali lagi, di dalam permainan ini berdasarkan hasil dari hompimpa atau osom satu di antaranya peserta permainan yang kalah akan terpilih dan berkewajiban mencari teman lainnya atau bertindak sebagai pengalau. Ada istilah tukok cantik, karena alat yang digunakan sebagai tanda atau simbol dalam permainan ini kadang digunakan canting atau kaleng bekas. Namun tidak menutup kemungkinan yang lainnya seperti botol, tempurung dan lainnya selama barang tersebut dipukul dengan kayu kecil bisa berbunyi. Untuk aturan permainan, pengalau akan memukul canting dan sambil berhitung sesuai ju...

Kate Biak Main Seroja, Mun Nye Kamek Terogon

Permainan soroja merupakan permainan yang bersifat berkelompok. Di daerah satu dan lainnya ada yang menyebutkan permainan ini dengan permaian terogon, perangkapan dan lainnya. Namun mayoritas banyak mengenal main seroja. Dalam permaianan ini dituntut sekali kerjasama antar teman satu dan lainnya. Kemudian dalam permaianan ini juga ada istilah tim atau kelompok yang menang atau kalah. Permainan ini bisa dimainkan minal satu kelompok dua orang. Ketangkasan berlari sangat diutamakan. Sedangkan untuk peralatan atau perlengkapan permainan cukup sederhana. Pemain hanya butuh batas atau tanda dari kayu atau ranting kayu atau benda lainnya. Sedngakn untuk model permainan membutuhkan area permainan yang luas. Kayu atau ranting ditancapkan di tanah membuat persegi panjang. Jarak lebar kisaran dua rentangan tangan pemain. Sedangkan panjangnya bisa tiga rentang tangan. Semakin ramai yang berpartisipasi dalam permainan ini maka keseruan dan tantangan akan tercipta. Dalam permainan ini a...

Maing Bulan di Bumi

Tempo dulu, khususnya di Batu Layar tidak asing dengan permainan yang satu ini,,,trennnggg,,,Maing Bulan"... Permainan 'maing bulan' merupakan permainan yang bersifat kelompok dan menghibur bukan murni untuk suatu pertandingan. Satu di antara kelompok permainan akan bertindak sebagai 'ngalau, (orang yang harus menjadi tumbal dalam permainan untuk menangkap peserta lainnya). Permainan ini aturan dan medianya sangat sederhan namun untuk tingkat keseruan dan memacu adrenalin juga tidak kalah menariknya untuk anda mencoba. Syarat permainan ini bisa terselengagara yaitu diikuti sekurang-sekurangnya tiga orang. Namun semakin ramai maka semakin baik untuk menambah sensasai dan keseruan. Untuk media permainan cukup hanya membuat lingkaran di tanah lapang yang bisa ditulis dengan kayu atau lainnya selama lingkaran itu terlihat. Untuk besar lingkaran yang menyerupai bulatnya bulan sebagaimana nama permainan ini tergantung jumlah peserta permainan. Secara sederhan...

Pudarnya Semangat Belale'

Pontianak, 26/11  (Gerakan Tangan Pemuda) - Kata belale' di beberapa waktu lalu masih tidak asing di telinga kita. Namun hingga saat ini istilah itu kian kurang terdengar seiring pudarnya penerapan belale di dalam suatu masyarakat khususnya di Kabupaten Sambas, termasuk di Dusun Batu Layar. Belale' diartikan proses kerjasama antar individu dengan individu lainnya  yang bersifat saling  bergantian. Belale' bisa terjadi minimal terdiri dua orang. Sekilas, belale' hampir mirip dengan gotong royong karena di dalamnya ada unsur kerjasama dan tolong menolong. Namun jika ditelaah lebih dalam terdapat beberapa perbedaan mendasar yang mencolok. Perbedaan itu seperti dari tujuannya. Belale' lebih kepada untuk kepentingan pribadi dan yang mendapat manfaatnya pihak-pihak yang terlibat. Contohnya dalam belale' menaman padi yang di dalamnya terdapat 5 orang anggota yang saling bergantian menanam padi di waktu yang berbeda. Meskipun di dalamnya ada proses kerjaasama kemba...

Tradisi Jaga Ladang yang Dikenal "Muan"

Batu Layar, Sambas (23/11) -  Menarik untuk diingat dan diulas tentang tradisi menjaga ladang (bahasa Sambas, Umme) yang dikenal dengan 'Muan'. Muan merupakan kegiatan menjaga ladang dan dilakukan di malam hari. Muan dimaksudkan untuk menjaga jangan sampai padi dimakan babi. Aktivitas muan dilakukan ketika padi mulai mengeluarkan buah (padi sedang bunting).  Biasanya orang pergi muan sekitar pukul 19.00 Wib hingga matahari terbit. Kadang jam begitu waktu rawan di mana babi- babi hutan mulai beraksi.  Untuk muan, di umme ada sebuah pondok untuk menjaga ladang tersebut. Biasanya pondok sederhana dibuat tinggi sekitar 3 meter untuk memudahkan pemantau ladang.  Pondok yang dibuat biasanya di berada ditengah - tengah ladang agar semua bisa diawasi. Di bawah dangau karena tinggi kita bisa melakukan aktivitas membakar. Selain bisa dimanfaatkan untuk memanaskan suhu udara juga bisa menghalau nyamuk hutan yang banyak dan ganas. Di bawah dangau juga kita bisa ...

PEMUDA BATU LAYAR SAKSIKAN FESTIVAL WONDERFUL INDONESIA DI PERBATASAN

Berphoto Bersama : Pengurus GTP berphoto bersama di lokasi hiburan Festival Wonderful Indonesia (FWI) yang digelar di Perbatasan, 5-6 Oktober 2016 (Photo: Zulnaidy) Arok-  Sajingan Besar,  Sambas, 6/11 (Pemuda) - Sejumlah pemuda Dusun Batu Layar yang tergabung dalam Gerakan Tangan Pemuda (GTP) Chapter Batu Layar ikut berpartisipasi mensukseskan Festival Wonderful Indonesia yang digelar di perbatasan Arok, Indonesia - Biawak Malyasia pada Minggu (6/11). "Kita ikut meramaikan  kegiatan tersebut dan ternyata sangat ramai yang hadir. Acaranya sangat meriah dan menghibur," ujar Ketua GTP, Zunaidy. Ia menjelaskan mereka bukan hanya menonton sejumlah hiburan yang dihadirkan panitia namun juga mengunjungi sejumlah obyek wisata perbatasan yang sungguh menakjubkan seperti air terjun Riam Berasap. "Sunggah indah air terjun tersebut. Dinginnya air dan meriahnya kegiatan berbalas dengan jarak yang kita tempuh sekitar 3 jam lebih dari daerah kami," kata dia. Ca...

CARA KALBAR MANDIRI BAWANG MERAH; TEKNOLOGI LANDAK HASILKAN 16 TON PERHEKTAR

Panen Bawang; Menteri Pertanian RI bersama Gubernur Kalbar, Ketua Tim Penggerak PKK Kalbar sedang memanen bawang merah di Landak beberapa waktu lalu. Kalbar sukses menghasilkan bawang merah 16 ton perhektar melalui Teknologi Landak. (Foto; Dedi)    Pontianak, 15/11 (Pemuda) -  Kebutuhan bawang merah Kalbar selalu didatangkan dari Pulau Jawa seperti dari Brebes sehingga dengan hal demikian Kalbar melakukan uji coba penanaman dan alhasil dengan Teknologi Landak bisa menghasilkan 16 ton perhektar.     "Secara ide untuk uji coba menanam bawang di Kalbar datang dari Tim PPK Kalbar. Saya dan Kadistan TPH Kalbar mengimplementasikan ide dalam sebuah metode yakni dengan Teknologi Landak. Sebelumnya memang melakukan uji coba dan bersyukur telah berhasil,"ujar satu di antara penemu metode tanam bawang merah di Kalbar yang dikenal Teknologi Landak, Anton Kamaruddin di Pontianak.     Anton menjelaskan secara penamaan mengapa metode yang dilakukan diberi ...