Langsung ke konten utama

CARA KALBAR MANDIRI BAWANG MERAH; TEKNOLOGI LANDAK HASILKAN 16 TON PERHEKTAR



Panen Bawang; Menteri Pertanian RI bersama Gubernur Kalbar, Ketua Tim Penggerak PKK Kalbar sedang memanen bawang merah di Landak beberapa waktu lalu. Kalbar sukses menghasilkan bawang merah 16 ton perhektar melalui Teknologi Landak. (Foto; Dedi)
 
 Pontianak, 15/11 (Pemuda) -  Kebutuhan bawang merah Kalbar selalu didatangkan dari Pulau Jawa seperti dari Brebes sehingga dengan hal demikian Kalbar melakukan uji coba penanaman dan alhasil dengan Teknologi Landak bisa menghasilkan 16 ton perhektar.
    "Secara ide untuk uji coba menanam bawang di Kalbar datang dari Tim PPK Kalbar. Saya dan Kadistan TPH Kalbar mengimplementasikan ide dalam sebuah metode yakni dengan Teknologi Landak. Sebelumnya memang melakukan uji coba dan bersyukur telah berhasil,"ujar satu di antara penemu metode tanam bawang merah di Kalbar yang dikenal Teknologi Landak, Anton Kamaruddin di Pontianak.
    Anton menjelaskan secara penamaan mengapa metode yang dilakukan diberi nama Teknologi Landak karena uji coba penanaman yang melahirkan metode tersebut di tanam dari Kabupaten Landak.
    "Kemudian dilihat dari model berbuah bawang merah tersebut agak menumpuk seperti membentuk seekor binatang landak dan berbeda dari biasanya merambah. Kemudian dengan metode yang ada hasilnya memuaskan sehingga bisa Langsung Kaya Mendadak atau disingkat Landak," tuturnya.
    Anton yang juga penemu Teknologi Hazton untuk penanaman padi menjelas bahwa melalui Teknologi Landak untuk bawang merah sudah beberapa kali melakukan uji coba. Alhasil berdasarkan hasil ubinan yang dilakukan dari lahan percontohan di Landak 1 hektar mampu menghasil 16 ton.
    "Untuk di Brebes saja maksimal satu hektar itu 10 ton. Sedangkan di Landak, Kalbar ini jauh mampu lebih baik. Saat ini saya tengah menyusun SOP-nya dulu agar penerapan ke depan sama dengan sekarang," kata dia.
    Ia memberikan sedikit informasi mengapa hasil yang ada jauh lebih baik dari dimana asal varietas umbi bawang yang ia ambil. Dalam pengunnan bibit ia mengunakan vareitas bima brebres. Yang membedakan dengan biasanya di Brebes, pertama dalam penanaman mengunakan mulsa plastik.
    "Pengunaan mulsa plastik karenan juga menginggat di Kalbar curah hunjan tinggi dan gulma tumbuh pesat. Kemudian kalau curah hujan tinggi tanah padat dan pupuk mudah larut serta pukulan air kotoran tanah bisa merusak ke daun jika tidak dikasih mulsa," kata dia.
    Ia menambahkan dengan adanya mulsa plastik kelembaban tanah terjaga karena ada pantulan perak dan bisa mendorong intensitas cahaya meningkat karen pantulan. Selain dengan mulsa plastik pengunaan  pupuk organik yang mengandung asam amino sangat penting untuk mendorong percepatan pertumbuhan menginggat usia tanam hanya tiga bulan.
    "Dengan pupuk organik ada asam amino umbi cepat tumbuh. Kita juga mengunakan pupuk pospat yang mengandung unsur kapur, boron dan lainnya. Untuk pengunaan pestisida kita itu jalan diakhir. Kita usahakan organik," katanya.
    Kemudian untuk pemeliharaan  meniru budidaya melon dengan pertilizer dan irigasi. Ia juga memanfaatkan agen hayati probitik dan prebiotik untuk merangsang pertumbuham agar optimal dan daya tahan tinggi.
    "Intinya di lingkungan tanaman bawang kita ciptakan lingkunag agen hayati dan ramah lingkungan" tuturnya.
    Anto yang saat ini sebagai Kepala Balai Benih Induk Padi Tanaman Pangan Distan TPH Kalbar memaparkan dari hasil ubin 16 ton perhektar sebenarnya bisa di maksimalkan. Mengapa demikian, lantaran lahan yang ditanam dalam uji coba tersebut tidak diolah.
    "Tanah yang kita tanam itu habis tanam sayuran tidak kita olah lagi. Saya yakin dengan kita olah dan intensif lagi dalam satu hektar bisa 20 ton. Kalau di Pulau Jawa normalnya dalam satu hekatar 7-10 ton. Kalau satu umbi di Jawa menghasilkan 7-10 bawang. Namun di kita ada satu umbi mencapai 37 bawang," kata dia.
    Ia berharap ke depan pengembangan bawang merah di Kalbar terus dilakukan menginggat untuk semua tanah di Kalbar bisa ditanam. Kemudian ia akan terus melakukan penelitian dan uji coba untuk menyempurnakan teknologi Landak tersebut. Bahkan katanya akan membuat varietas baru untuk bawang khas Kalbar.


Photo Bareng : Mentan RI sedang berphoto bersama dengan masyarakat Kalbar, (Foto; Dedi)

100 HEKTAR
     Sebelumnya, saat panen perdana Teknologi Landak pada 22 Oktober 2016 lalu, Menteri Pertanaian Andi Amran Sulaiman yang ikut hadir dan memanen bawang merah mengapresiasi pencapain yang ada perhektar 16 ton.
     "Saya mengapresiasi langkah PKK menamam bawang menjawab persoalan yang ada. Apalagi dalam satu hektar ini 16 ton dan itu luar biasa," ujarnya.
     Pada kesempatan itu ia berjanji membantu PKK agar terus melanjutkan kebun percontohan penanaman bawang merah. Menurutnya ia bersedia membantu 100 hektar untuk penanaman bawang.
     "Saya yakin Kalbar mandiri bawang karena hasilnya memuaskan. Kita mendorong itu dan tidak perlu lagi membeli bawang dari luar," kata dia.


Kebun Percontohan : Tampak masyarakat sedang meninjau lokasi kebun percontohan PKK Kalbar di Landak, (Foto; Dedi)

9000 TON
     Kadistan TPH Kalbar, Hazairin mengatakan saat ini kebutuhan Kalbar terhadap bawang merah sebanyak 9000 ton pertahun. Menurutnya kebutuhan saat ini memang masih didatangakan dari luar. Oleh karena itu agar Kalbar mandiri melakukan sejumlah kebun percontohan dan hasilnya memuaskan.
     "Kita akan terus melakukan penanaman percontohan d i Kalbar. Apalagi kementerian telah membantu 100 hektar. Ini kita akan sebar di Kalbar dan difokuskan di daerah perkotaan untuk menekan inflasi," kata dia.
     Ia menambahkan jika dari hasil yang ada 16 ton perhektar, untuk memenuhi kebutuhan Kalbar agar tidak mendatanagkan dari luar Kalbar yakni seluas 1000 hektar.
     "Kalau 100 hektar ini bisa memberikan kontribusi 10 persen untuk memenuhi kebutuhan Kalbar. Untuk tahap awal 100 hektar cukup sambil melakukan penyempurnaan dan agar hasilnya maksimal," terangnya.
     Hazairin menambahkan agar bantuan kementerian pertanian lebih maksimal pihaknya ketika dalam penanaman nanti akan menyiapakan penyuluh bagi petani.
     "Petani kita akan bina dan dibimbing oleh tim penyuluh. Semoga rencana kita dan upaya kita ini terus memberikan kerja nya. Saat ini teknologi hazton dalam penanaman padi sudah diterima dan menjadi program nasional. Semoga untuk teknologi Landak untuk penanaman bawang juga turut sukses dan memberikan kesejahteraan masyarakat Kalbar," terangnya.
(Oleh: Dedi)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ASAM MANIS SI RASA BUAH TAPPUS; BUAH HUTAN YANG TERLUPAKAN

Buah Tappus : Terlihat Buah Tappus yang sebentar lagi matang. Buah Tappus merupakan tanaman hutan yang tumbuh liar. Anda dapat menemukan tappus di Dusun Batu Layar, Desa Sendoyan. (Foto/Dedi) Ayo siapa yang masih ingat dengan si buag hutan, buah tappus. Saat ini mungkin sebagain sudah lupa atau bahkan tidak mengenal sama sekali. Buah tappus merupakan buah hutan yang tidak ditanam namun tumbuh bebas secara liar. Anda dapat menemukan tappus di hutan atau di area perkebunan karet atau hutan balantara. Buah tappus memiliki rasa asam manis seperti nano- nano. Sementara bentuk pohon tappus persis pohon lengkuas. Daun dan model pohonnya mirip sekali. Hanya saja lengkuas tidak memiliki buah. Sedangakan tappus bisa memiliki buah dan posisi buanhya muncul di tengah batang. Waktu kami kecil, saat SD tahun 2000-an, bagi anak- anak seusia tersebut sangatlah tidak asing buah tappus. Buah tappus bagi kami saat ini adalah buah untuk cemilan anak-anak selesai bermain bersama. Kami kadang secara...

BUAH UNIK SI BUAH MALEK

Buah Malek : Buah malek si buah unik ini siap diseduh dengan air panas. Tampak berwarna pink yang menandakan buah itu matang  (Foto/Hamzul) Buah malek begitu panggilan warga di desa kami. Buah yang berbentuk bundar dengan diameter sekitar 2 centi meter dan ketika buahnya matang berwana pink ini sangat unik dan khas. Khas di di sini baik dari segi keberadaanya dan cara mengkosumsinya. Terkait keberadaan buah malek ini hanya bisa ditemukan di beberapa tempat seperti di Desa Sendoyan. Sedangkan di daerah lainnya terutama di luar Kabupaten Sambas buah ini sulit ditemukan di pasar buah dan lainnya padahal buah ini super lezat. Buah ini boleh dikatatakan buah hutan. Untuk bentuk ukuran tinggi pohon malek sekitar 10-15 meter ke atas dan dan buahnya muncul di dahan besar dan kecil serta hadirnya buha bersifat begerombolan. Buah malek ini matang dapat dilihat dari warna kulitnya yang semula hijau keputih- putihan berubah menjadi pink kemerah- merahan di kelopak tangkai buah....

BATU SAWAK, SI BATU ULAR

Pemuda Batu Layar yang tergabung dalam GTP Berfoto di Kepala Batu Sawak. (Foto: Aman dan Amin) Bila anda berkunjung ke Dusun Batu Layar Desa Sendoyan, Sambas tidak ada salahnya menyempatkan diri untuk mampir ke Batu Sawak. Bentuknya seperti ular membuat masyarakat setempat menyebutnya Batu Ular Sawak. Jika diperhatikan memang ada kemiripan dari bentuknya yang bulat memanjang. Untuk pajaknya sekitar 35 meter. Sedangkan untuk lebarnya sekitar 1,5 meter dan tinggi 1 meter. Di Badan Batu Sawak Menarik dan uniknya lagi Batu Ular Sawak tersebut memiliki dua badan dan satu kepala. Untuk besar kepala memiliki pajang sekitar 2 meter dan lebar 1 meteran serta tinggi 30 centimeter. Posisi batu tersebut merambat di tanah. Lokasinya sendiri tidak jauh dari jalan dusun. Batu Sawak yang tidak jauh dari Batu Layar tersebut berada di dalam kebun karet. Menurut cerita masyarakat setempat dan berdasarkan cerita orang terdahulu meskipun harus dicek kebenaranya, Batu Sawak awalnya ada...