![]() |
Menantang Banjir : Tampak sejumlah siswa SDN 17 Desa Sendoyan menembus banjir untuk sekolah. Bagi kalangan anak- anak waktu banjir masa paling seru untuk bermain. (Foto: Fajarudin/*dedi) |
Sudah menjadi siklus tahunan, di bulan-bulan berakhir 'ber' yakni Oktober, November dan Desember musim penghujan hadir. Lebih rawan lagi memasuki akhir tahun seperti Desember, intensitas hujan tinggi. Bahkan tidak jarang dengan seringnya hujan banjir menghampiri.
Dusun Batu Layar, untuk banjir memang tidak terlalu rawan karena posisinya agak lebih tinggi dari permukaan laut. Namun kadang juga air bisa merambah ke ruas jalan dan itu tidak terlalu lama. Biasanya tidak kurang dari tiga hari sudah surut.
Meski Batu Layar tidak rawan banjir, pada tahun 2002 Batu Layar juga pernah mengalami bannjir besar dan bahkan terparah sepanjang masa. Kala itu bisa mencapai lutut dan paha. Bencana itu bukan dialami Batu Layar saja namun daerah lainnya seperti yang berada dihilir atau tepatnya di tepi sungai di dusun tetangga bisa mencapi 2 meter di dalam rumah warga.
Mari kita lupakan soal banjir semoga tidak banjir lagi yang parah. Sekarang kita lebih membahas soal judul saja. Tatkala itu dan mungkin sekarang, bagi anak- anak hujan lebat tidak ada masalah baginya. Penulis juga merasakan waktu kecil. Justru sebaliknya hujan lebat menjadi berkah, apalagi sempat banjir. Air banjir atau kalau tidak terlalu parah yang dikenal aek dalam, bagi kami sangat tepat bermain air di sungai atau parit untuk berenang-berenang atau dikenal dengan belembak.
Kadang dalam sehari bisa empat, lima kali belembak. Badan tidak sempat kering, terjun lagi keparit secara bersama- sama untuk belambak.
Saat belambak banyak aktivitas dilakukan, kadang bermain perang- perangan tanah kuning dengan cara saling melempar kepada teman. Tidak jarang ketika teman pernah terkena mata lemparan lawan menangis dan bahkan pernah berkelahi, maklum masih bocah.
Aksi bermain rakit sambil belembak juga ada. Rakit atau dikenal jangkar yang kadang dibuat dari pohon pisang atau dari kayu yang disebut pohon 'pelaik' selalu ada di saat aek dalam.
Untuk permainan lainnya saat hujan adalah bermain speed atau motor- motoran air. Spead boat kadang terbuat dari pelepah sagu atau dikenal 'gumbar' dan terbuat dari kayu 'pelaik'. Sunguh seru saat air dalam.
Di luar permainan, paling asik juga ketika aer dalam adalah memancing ikan lele di hutan atau kami kenal di 'uddas'. Anak kecil biasanya ikut orang tua atau dewasa memancing lele atau dikenal melajo'. Soal melajok akan dibahas ditulisan selanjutnya ya.
Mungkin di atas sekelumit sisi berkahnya khususnya bagi anak-anak saat hujan dan banjir.
Di sisi lain, khususnya bagi para orang tua, dengan musim penghujan dan banjir bisa menghambat bagi mereka mencari nafkah keluarga. Apalagi dalam memenuhi kebutuhan sehari -hari masyarakatnya mayoritas mengandalkan tanaman karet untuk disadap atau dikenal 'nanggal gattah'. Untuk bisa nangkal gattah waktu yang baik adalah di musim panas. Sedangkan di musim penghujan tentu tidak bisa. Dengan kondisi yang ada tentu hujan membuat orang tua susah meskipun sebenarnya apa yang turun dari langit itu berkah.
Untuk saat ini, lebih khawatir lagi bagi orang tua adalah lokasi tanaman andalan masyarakat adalah lada yang jagan sampai teredam air. Tanaman lada sangat sensitif terhadap berendm air. Para orang tua jika air dalam maka tidur tidak tenang makan tidak enak selain lada takut berendam juga karena tidak ada yang 'dimakan' karena tidaak bisa noreh.
Oleh: Dedi
posted from Bloggeroid
Komentar
Posting Komentar