Langsung ke konten utama

Profil; Rekam Jejak Sang Pelopor

Semangat muda, kerja keras dan cerdas mengantarkan sang pelopor dari Desa Sendoyan kini mampu menjadi orang nomor satu di desanya.

     Pemuda merupakan aset bangsa, dipundaknya tergantung seluruh cita-cita yang takkan lekang oleh waktu. Di pundaknya terukir berbagai prestasi yang membanggakan, namun di sana juga terdapat beban yang amat berat untuk dipikul oleh seseorang yang berpredikat “pemuda”. Tantangan maupun gejolak selalu mengiringi dikala ambisi untuk membangun tertoreh didada.

Sang pelopor bersama rekan - rekanya dari berbagai daerah di Indonesia saat mengikuti Sekolah Socioentrreprenèurship Indonesia (SSI). Melalui kegiatan itu pengalaman banyak diaplikasikan di desa dan mendorong ia maju menjadi orang nomor satu.

      Berbagai ujian dan cobaan seakan takkan melunturkan niat tulus sang pemuda untuk membangun peradaban bangsa yang dimulai dari dirinya sendiri, orang terdekat, dan desa hingga tercapai impian yang selama ini membayangi setiap jejak kakinya.

Foto kenangan saat di SSI di Bogor

Sebagai manusia yang menyandang predikat pemuda, di sini lah saya menjadi relawan untuk mengajukan diri sebagai pemuda pembangun peradaban, pemuda antimainstream yang belum pernah ada sebelumnya di desa saya, bahkan di Pulau Kalimantan ini.

Di desa binaan SSI

     Keinginan untuk menjadi Kepala Desa bukanlah hal sederhana yang begitu saja terpikirkan ketika merenung, bukan pula sebuah keputusan yang semata-mata diambil sebelah pihak. Banyak hal yang yang terjadi di desa dan pada diri saya sehingga saya memutuskan dengan mantap ingin menjadi kepala kesa, seperti Naruto yang memiliki azzam untuk menjadi Hokage di Konohagakure.

Bersama rekan di desa binaan SSI

     Usia yang masih muda, belum menikah, belum mapan, diprediksi akan memiliki karir yang cemerlang jika melamar pekerjaan disuatu perusahaan, itulah alasan sebagian orang yang menyayangkan keinginan saya untuk menjadi kepala desa. Mereka menyayangkan karir saya ke depannya, kepala desa hanyalah suatu jabatan yang akan berakhir 6 tahun ke depan, gaji yang tidak seberapa dengan tugas yang luar biasa beratnya bagi seorang pemuda yang masih lajang. Hal itu tidak menyurutkan tekad saya untuk maju di barisan terdepan.

Langkah awal ikut politik di tingkat Desa. Cabut nomor pencalonan Kades Sendoyan.

     Pertengahan tahun 2016, lebih tepatnya tanggal 26-30 Agustus 2016 saya berangkat ke Bogor untuk mengikuti kegiatan Sekolah Socioentrepreneurship Indonesia (SSI). Di sini banyak sekali pengalaman yang didapatkan, di antaranya mengkaji potensi-potensi yang ada di suatu daerah / desa untuk dikembangkan dengan kegiatan sosial entrepreneur, studi banding ke desa binaan, mendapatkan pembelajaran dan pembekalan dari para pelaku sosial entrepreneur.

Salam dua jari

      Dari hasil kunjungan ke desa binaan, saya mendapatkan inspirasi Desa EMAS, yang sekarang menjadi visi misi saya untuk membangun desa. Sepulang dari SSI, banyak ilmu yang didapat untuk dipraktekkan di desa. Namun, yang menjadi hambatan saya saat itu adalah adanya tekanan dari oknum pemerintah desa sehingga saya tidak bisa berbuat apa-apa.

Debat kandidat, tawarkan gagasan Sendoyan Emas

       Kegiatan yang selama ini saya lakukan, aspirasi yang saya sampaikan, tindak tanduk saya di desa selalu dianggap teror bagi pemerintah desa yang lalu. Mereka begitu anti dan seakan alergi dengan kehadiran saya. Rasanya akan percuma jika ilmu yang saya dapatkan tidak tersalurkan sedikitpun, kecuali jika saya benar-benar memegang kekuasaan. Hal itu semakin membuat semangat saya terpacu untuk bertarung dimedan juang dan mencalonkan diri sebagai kepala desa pada Pilkades tahun 2017.

Bersilaturahimm dengan warga

      Awal tahun 2017 saya menikah, karena syarat tidak tertulis dari masyarakat desa adalah kepala desa harus memiliki istri. Alhamdulilah Allah berikan sosok yang tepat untuk saya membangun keluarga dan membangun desa bersamanya.

Saat kampaye

       Dengan adanya pendamping hidup tentunya lebih memantapkan hati, memudahkan saya menyusun strategi dan rencana untuk Pilkades.  Terlebih lagi bisa mematahkan argumen masyarakat yang dulunya tidak setuju saya mencalonkan diri sebagai Kades karena belum memiliki pendamping hidup.  Bersama istri, saya menyusun rencana dan strategi untuk suksesi Pilkades 2017.

Sang pelopor bersama istri tercinta saat pelantikan Kades Sendoyan.


      Strategi yang saya lakukan tidak dalam perbuatan nyata seperti membuat bermacam-macam agenda di desa maupun terobosan-terobosan yang bisa dterapkan seperti kegiatan sosial preneur yang telah saya pelajari di SSI karena segala kegiatan yang akan saya lakukan sudah pasti diblacklist oleh pemerintah desa saat itu. Untuk itu, saya melakukan pendekatan dengan beberapa tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda dengan melakukan diskusi tentang masalah serta solusi yang bisa diberikan untuk membangun desa dan meyakinkan masyarakat bahwa untuk membangun desa kita harus bersatu.

       Selain itu, saya juga aktif dikegiatan masyarakat dan kegiatan majelis sehingga masyarakat sudah mengenal pribadi saya seperti apa jauh sebelum suksesi pilkades.
Dengan berbekal tekad dan sedikit ilmu yang dimiliki, saya berhasil mengalahkan 3 calon Kades lainnya dalam Pilkades 2017 dengan usia 25 tahun saat pencalonan dan pemilihan. Saat pelantikan, saya berusia 26 tahun dan dikenal sebagai  kepala desa termuda se - Kabupaten Sambas dan bahkan se- Kalimantan Barat.

Biodata;
Nama         : Juliansyah
TTL : Sendoyan, 11 Juli 1991
Alamat      : Desa Sendoyan, Dusun Capil     RT 001 RW 001, Kec. Sejangkung,  Kab. Sambas
Status : Menikah
Pendidikan   : S1 Pertanian
Pekerjaan : Kepala Desa Sendoyan Periode 2017 - 2023

Ditulis oleh: Juliansyah & Desi Rahmawati
(Diceritakan sebagai alumni SSI).
Foto : Dekumentasi pribadi
Narasi Foto : Dedi


Komentar

Postingan populer dari blog ini

ASAM MANIS SI RASA BUAH TAPPUS; BUAH HUTAN YANG TERLUPAKAN

Buah Tappus : Terlihat Buah Tappus yang sebentar lagi matang. Buah Tappus merupakan tanaman hutan yang tumbuh liar. Anda dapat menemukan tappus di Dusun Batu Layar, Desa Sendoyan. (Foto/Dedi) Ayo siapa yang masih ingat dengan si buag hutan, buah tappus. Saat ini mungkin sebagain sudah lupa atau bahkan tidak mengenal sama sekali. Buah tappus merupakan buah hutan yang tidak ditanam namun tumbuh bebas secara liar. Anda dapat menemukan tappus di hutan atau di area perkebunan karet atau hutan balantara. Buah tappus memiliki rasa asam manis seperti nano- nano. Sementara bentuk pohon tappus persis pohon lengkuas. Daun dan model pohonnya mirip sekali. Hanya saja lengkuas tidak memiliki buah. Sedangakan tappus bisa memiliki buah dan posisi buanhya muncul di tengah batang. Waktu kami kecil, saat SD tahun 2000-an, bagi anak- anak seusia tersebut sangatlah tidak asing buah tappus. Buah tappus bagi kami saat ini adalah buah untuk cemilan anak-anak selesai bermain bersama. Kami kadang secara...

BUAH UNIK SI BUAH MALEK

Buah Malek : Buah malek si buah unik ini siap diseduh dengan air panas. Tampak berwarna pink yang menandakan buah itu matang  (Foto/Hamzul) Buah malek begitu panggilan warga di desa kami. Buah yang berbentuk bundar dengan diameter sekitar 2 centi meter dan ketika buahnya matang berwana pink ini sangat unik dan khas. Khas di di sini baik dari segi keberadaanya dan cara mengkosumsinya. Terkait keberadaan buah malek ini hanya bisa ditemukan di beberapa tempat seperti di Desa Sendoyan. Sedangkan di daerah lainnya terutama di luar Kabupaten Sambas buah ini sulit ditemukan di pasar buah dan lainnya padahal buah ini super lezat. Buah ini boleh dikatatakan buah hutan. Untuk bentuk ukuran tinggi pohon malek sekitar 10-15 meter ke atas dan dan buahnya muncul di dahan besar dan kecil serta hadirnya buha bersifat begerombolan. Buah malek ini matang dapat dilihat dari warna kulitnya yang semula hijau keputih- putihan berubah menjadi pink kemerah- merahan di kelopak tangkai buah....

BATU SAWAK, SI BATU ULAR

Pemuda Batu Layar yang tergabung dalam GTP Berfoto di Kepala Batu Sawak. (Foto: Aman dan Amin) Bila anda berkunjung ke Dusun Batu Layar Desa Sendoyan, Sambas tidak ada salahnya menyempatkan diri untuk mampir ke Batu Sawak. Bentuknya seperti ular membuat masyarakat setempat menyebutnya Batu Ular Sawak. Jika diperhatikan memang ada kemiripan dari bentuknya yang bulat memanjang. Untuk pajaknya sekitar 35 meter. Sedangkan untuk lebarnya sekitar 1,5 meter dan tinggi 1 meter. Di Badan Batu Sawak Menarik dan uniknya lagi Batu Ular Sawak tersebut memiliki dua badan dan satu kepala. Untuk besar kepala memiliki pajang sekitar 2 meter dan lebar 1 meteran serta tinggi 30 centimeter. Posisi batu tersebut merambat di tanah. Lokasinya sendiri tidak jauh dari jalan dusun. Batu Sawak yang tidak jauh dari Batu Layar tersebut berada di dalam kebun karet. Menurut cerita masyarakat setempat dan berdasarkan cerita orang terdahulu meskipun harus dicek kebenaranya, Batu Sawak awalnya ada...