![]() |
Bubur Ubi : Tampak bubur ubi kayu. Ubi kayu merupakan makanan yang bisa menjadi peganti nasi. (Foto/Dedi) |
Ungkapan 'tidak makan nasi sama dengan belum makan' sangat femiliar di masyarakat terutama di pedesaan. Hal tersebut sudah menjadi fakta bahwa kalau belum makan nasi maka belum dianggap makan seperti bagi warga di dusun kami, Dusun Batu Layar Desa Sendoyan, Sambas.
Meskipun seseorang sudah makan kue-kue dari gandum, ubi-ubian dan lainnya dan bahkan bubur nasipun sampai merasa kenyang maka hal itu belum dianggap makan. Dalam beberapa jam kemudian si perut tentu akan mencari nasi.
Memang benar seperti dirasakan penulis sendiri, nasi merupakan makanan wajib yang harus dimakan minimal satu sekali sehari. Jika tidak demikian makan badan terasa tidak bertenaga meskipun sudah makan makanan yang mengandung karbohidrat. Penulis beranggapan mungkin hal tersebut dikarenakan kebiasaan sejak kecil yang dialami penulis di mana sejak kecil sudah makan nasi. Sehingga perut penulis dan masyarakat sudah dekat dan akrab dengan nasi dari beras.
Sementara, di sisi lain khususnya di dusun kami makan nasi sejak zaman dahulu mungkin karena faktor tidak ada pilihan lain untuk dimakan. Meski sudah ada ubi - ubian, nasi dianggap lebih nyaman dan cocok diperut. Zaman dahulu juga tentu untuk bahan makanan dari gandum atau olahan dari gandum tentu sulit ditemukan karena itu merupakan bahan impor.
Menurut Dr. Ir. Nur Muhammad Isma'il yang merupakan Wali Kota Teladan Tingkat Nasional 2013 silam untuk katagori Diversifikasi Pangan memaparkan belum makan kalau belum nakan nasi adalah ungkapan sebagaian besar masyarakat Indonesia yang telah terdistorsi pola makan dan midset-nya. Distori ini terjadi pada generasi tahun 70-an dan anak -anaknua sebagai akibat dan kesalahan informasi dan persepsi tentang aneka produk lokal sebagai sumber karbohidrat.
Sementara, berdasarkan data kementerian pertanian RI menyebutkan bahwa tidak selama nasi dari beras. Nasi diartikan juga berasal dari jagung, ubi-ubian, talas, sagu, pisang, singkong dan lainnya.
Sebenarnya Indonesia memililiki sumber pangan pokok yang setara "nasi beras' dan bahkan jauh lebih baik. Berikut contoh nilai persamaan kalori sumber karbohidrat dari pangan lokal. 100 gram beras setara 120 gram ubi kayu, 125 gram jagung, 50 gram tepung sagu, 135 gram ubi jalar, 125 gram talas dan 210 gram kentang.
Kesimpulan dari data di atas, bahwa beras dari padi dengan pangan lainnya dilihat dari nilai kalorinya tidak jauh beda dan tinggal kebiasaan dan kecocokan diperut.
Penulis: Dedi
Komentar
Posting Komentar