Sejak laga AFF Suzuki 2016 yang merupakan ajak pertandingan sepak bola terbesar di Asean digulirkan, akhirnya Timnas Indonesia telah mampu dipuncak pertandingan, yakni masuk di babak final. Bahkan di laga final babak bagian pertama final yang berlangsung Rabu (14/12) malam di Lapangan Sepak Bola di Bogor, Indonesia unggul dengan skor 2-1 dari lawannya, Thailand.
Meskin di babak pertama sempat ketinggal oleh si gajah putih, dengan dukungan dan doa penonton serta kerja keras pemain itu sendiri dua gol beruntun akhirnya dicetak tim skuat garuda.
Meskin di babak pertama sempat ketinggal oleh si gajah putih, dengan dukungan dan doa penonton serta kerja keras pemain itu sendiri dua gol beruntun akhirnya dicetak tim skuat garuda.
Uforia dan kegembiraan atas kemenangan diraih bukan hanya pemain namun masyarakat di seluruh tanah air tentu tidak terbendung, meskipun sempat khawatir bisa -bisa garuda kalah karena ketinggal gol di babak awal.
Kembali ke judul yang diangkat penulis dan ini merupakan saran yang mungkin sudah dipikirkan sang pelatih garuda namun tidak diterapkan pemain karena apa atau lainnya entahlah, yakni soal kemampuan kita dalam menjaga lawan.
Sejak melawan Vietnam dan di final melawan Thailand, lawan dengan leluasa berdiri menerima dan meguasai bola. Tidak luput di daerah rawan yakni di daerah pertahanan bek kita.
Dengan mudah lawan saling mentransfer bola ke satu pemain ke pemain lainnya. Permasalah yang nampak dari kacamata penonton yang dikatakan "lebih hebat dari pemain atau pelatih" ini yakni pemain kita fokus mengejar bola saja buka menjaga lawan.
Maksud penulis memang bola harus direbut dan dikuasai dari lawan namun jangan terlalu bergerombolan dan bahkan satu pemain lawan tiga skuat garuda mengejar. Kemana bola lari disitu dikejar tanpa menjaga lawan yang kosong. Sehingga wajar pemain kita seolah -oleh dimainkan terlihat dalam penguasaan lawan yang di atas penguasaan bola dari Timnas kita.
Saran Pak Pelatih Timnas dan pemain itu sendiri agar jangan fokus mengejar bola saja namun harus pandai menjaga lawan untuk pertahanan dan mencari posisi kosong untuk menyerang.
Terpenting lagi, bola jangan dibiarkan saja dikuasai lawan, satu orang harus mengecohkan lawan dan setiap bola jangan dibiarkan tanpa pengawasan. Untuk pertandingan di laga final bagian pertama sudah cukup baik sikap ngtotot pemain Timnas dan itu harus diperthankan di bagian kedua.
Selanjutnya saran penulis, bagaimana pemain dalam bermain memiliki pola permainan yang tenang namun tetap ngotot. Jangan slalu terburu-buru sehingga bola yang ditranfer ke kawan atau untuk umpan lebih akurat.
Pemain posisi gelandang harus hidup dan mampu membantu pertahanan dan membangun serangan yang efektif. Kebanyakan gelandang kita lebih fokus ke pertahanan sehingga ketika bola ke atas kosong. Harus fokuskan ke salah satu yang tetap menjaga keseimbangan antara pertahanan dan serangan agar tidak selalu tampak tertekan.
Untuk para penyerang yang merupakan ujung tombak permainan dan bisa menentukan menang atau kalah harus agresif lagi, terus mencari ruang dan pendekatan yang efektif dalam melumpuhkan lawan. Untuk pertahaan Thailand penulis lihat tidaklah terlalu kuat. Tinggal penguatan serangan kita yang harus berlapis bukan hanya bermain sendiri- sendiri. Diperhatikan pemain kita terutama penyerang hanya bermain sendiri tanpa banyak bala bantuan dari gelandang
Kita harus menciptakan "serangan tujuh hari tujuh malam" kata reporter penanyangan siaran langsung laga tersebut agar selain bisa menekan psikologis lawan juga memerikan peluang besar untuk terciptanya peluang gol.
Kita harus menciptakan "serangan tujuh hari tujuh malam" kata reporter penanyangan siaran langsung laga tersebut agar selain bisa menekan psikologis lawan juga memerikan peluang besar untuk terciptanya peluang gol.
Terlepas apapun itu semua kerja keras, iklas dan cerdas harus ada dan semoga di laga bagaian kedua final Timnas, Garuda Indonesia mencatatkan juara pertama dikaki perdananya di Piala AFF Suzuki 2016.
Kami segenap bangsa Indonesia di manapun tentu mendukung, mendoakan serta meneriakan kemenanganmu Timnas. Terbanglah tinggi keu dara dan terkam dengan cakarmu yang tajam dan cabik- cabik dengan paruhmu yang kuat si gajah putih tersebut. Buktikan kamu kuat dan paksa ia berlutut.
Penulis : Dedi
Komentar
Posting Komentar