![]() |
Kulkas : Kulkas satu di antara peralatan rumah tangga yang dikhwatirkan rusak karena intensitas listrik yang selalu padam. (Foto: Dedi) |
Listrik mati atau yang lebih akrab kami sebut dengan "mati lampu" atau "lampu mati" belakangan ini sering sekali terjadi. Memang sudah menjadi kebiasaan apabila musim penghujan tiba jaringan listrik sering mengalami gangguan hingga menyebabkan intensitas pemadaman listrik meningkat.
Pohon tumbang atau tersambar petir sering menjadi penyebab gangguan pada jaringan listrik, sehingga menyebabkan listrik sering mengalami pemadaman.
Peningkatan intensitas pemadaman listrik atau "mati lampu" juga terjadi di Dusun kami yakni Batu Layar. Pemadaman listrik belakangan ini lebih sering terjadi.
Bisa dikatakan hampir tiap hari terjadi pemadaman listrik. Dalam satu hari, pemadaman listrik bisa terjadi tiga sampai lima kali.
Selain intensitasnya yang sering, durasi pemadaman listrik beberapa waktu belakangan juga lebih panjang. Bahkan beberapa waktu lalu "mati lampu" terjadi selama lebih dari 12 jam.
Bila dibandingkan, pemadaman listrik memberi dampak berbeda bagi masyarakat yang berada di kota dengan masyarakat yang ada di desa kami. Hal ini dikarenakan perbedaan pemanfaatan fasilitas listrik untuk menunjang aktifitas sehari-hari.
Di kota, fasilitas listrik sebagian besar dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga, perkantoran, usaha dan bahkan industri.
Oleh karena itu, fasilitas listrik sangat mempengaruhi kehidupan warga yang tinggal di kota. Apabila kehidupan warga kota sangat tergantung pada fasilitas listrik, kami di desa sebagian besar baru memaanfaatkan fasilitas listrik untuk kebutuhan rumah tangga seperti untuk penerangan, menghidupkan beberapa peralatan elektronik di rumah, atau untuk keperluan mengecas Handphone.
Berbeda dengan di kota yang mana pemadaman listrik sangat mempengaruhi aktifitas sehari-hari warganya. Kejadian pemadaman listrik di kota sering menimbulkan kejengkelan bagi masyarakat, sehingga tak jarang PLN menjadi sasaran caci maki atau sumpah serapah.
Lain pula yang terjadi di desa kami. Bagi warga desa kami yang baru merasakan fasilitas listrik tujuh bulan belakangan, pemadaman listrik tidak terlalu berpengaruh terhadap aktifitas sehari-hari kami. Bahkan, kejadian "mati lampu" menimbulkan sensasi tersendiri. Kejadian "mati lampu" di anggap sebagai bentuk "kemajuan" bagi dusun kami, karena tujuh bulan sebelumnya desa kami belum merasakan fasilitas listrik negara. Dengan kata lain, di desa kami belum pernah mengalami "mati lampu" sebelumnya.
Bagi kami, kejadian mati lampu hanya akan menjadi masalah besar apabila terjadi di malam hari. selain akan membuat kami harus kembali ke "zaman kegelapan", kaum ibu lah yang paling khawatir, karena akan terlewat tayangan sinetron di televisi. Selain hal itu, bagi kami warga desa batu layar, tak banyak aktifitas terpengaruh akibat pemadaman listrik. Namun, kami warga Dusun Batu Layar tetap mengharapkan agar pelayanan PLN akan terus diperbaiki.
Dikhawatirkan pemadaman listrik yang sering terjadi akan merusak peralatan elektronik. Kalau TV nya rusak gara-gara mati lampu terus, ibu-ibu bakalan tambah sedih dong ya...
Penulis : Ridha Rahmawati
Editor : Dedi
Komentar
Posting Komentar